Selasa, 14 Juni 2016

Waktunya Rohis Firman Bertindak



A.    Rekonstrusi pertama

             Jika dilihat dari beberapa penyebab kondisi kemunduran organisasi ini, sebenarnya hanya ada 2 penyebab pokok mengapa organisasi ini tidak berkembang, yaitu:
a)      Ketidakmampuan anggota untuk menciptakan proker.
b)      Tidak efektifnya anggota dalam menjalankan proker.
       Solusi kedua masalah pokok diatas, dijabarkan dalam tulisan dibawah ini.
       
       Solusi bagi masalah yang pertama:
a)    Anggota harus terlebih dahulu paham arti visi, misi, dan tujuan organisasi
b)    Pengembangan visi, misi, dan tujuan organisasi menjadi sebuah proker divisi, yang sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat berfungsi secara optimal. Metode pengembangan merujuk pada kegiatan ormas islam secara umum dan berdasarkan kreativitas anggota.
c)   Mengumpulkan program kerja rohis lainnya dari berbagai sumber, kemudian memilah antara proker kecil dan besar yang cocok.
d)     Pengembangan proker dari kecil ke besar.
Perlu diketahui, program kerja yang direncanakan harus sesuai dengan visi misi dan AD/ART organisasi. Ketidaksesuaian program kerja mengakibatkan kegiatan menjadi kurang efektif untuk kegiatan dakwah. Selain itu, rencana program kerja juga harus memperhatikan kebutuhan dan minat siswa akan pembelajaran agama Islam, agar sasaran dakwah sesuai dengan yang diharapkan.
Solusi bagi masalah kedua:
Keefektifan anggota dalam menjalankan setiap tugasnya diatasi dengan pemahaman menyeluruh setiap anggota mengenai tugasnya masing-masing. Tak cukup hanya dengan sebatas pemberitahuan lisan, namun juga harus berwujud sebuah tulisan. 
Solusinya yaitu membuat sebuah ‘Manual Book’, yaitu buku yang menerangkan bagaimana cara kerja organisasi dalam menjalankan tugas sesuai jabatannya masing-masing. Detail kerja organisasi dibahas dalam buku ini, agar anggota tak hanya paham akan tugasnya sendiri, namun juga paham akan tugas antar anggota secara menyeluruh. Sedikit kami jabarkan mengenai tugas setiap jabatan, sebagai contoh:
a.   Ketua : Memimpin dan mengorganisasikan para pengurus lainnya dalam memimpin tugasnya sehingga mereka tetap berada pada tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b.   Sekretaris : Melaksanakan fungsi kesekretariatan, seperti membuat undangan, mencatat agenda dan hasil rapat, membuat laporan organisasi, membuat proposal kegiatan yang akan dilaksanakan, dsb.
c.  Bendahara : Bertanggungjawab terhadap pengaturan, pemeliharaan, dan pengelolaan harta kekayaan organisasi baik berupa uang maupun barang.
d.      Divisi-divisi khusus :
·         Tabligh : Divisi Tabligh dan keorganisasian adalah divisi sentral rohis yang berfokus pada bidang penyebaran dan penegakan dakwah islamiyah organisasi.
·             Humas : Menjembatani antara Rohis Firman dengan warga sekolah, atau dengan instansi terkait yang berkepentingan.
·       Sarpras : Mengatur, menjaga, dan merawat sarana dan prasarana masjid, serta engadakan perbaikan, renovasi, dan mengupayakan penambahan fasilitas masjid.
·           Pusbit : Merupakan singkatan dari pustakawan bidang dan penerbitan, guna menyediakan sarana untuk syiar islam seperti buku-buku agama, mading islami, dan buletin islami.
·            Kenisaan : Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan dakwah khusus remaja puteri.

Setelah mengetahui mengenai sedikit rekonstruksi organisasi ini, maka dalam artikel terkait akan dijelaskan tentang cara menjalankan organisasi hanya dengan sedikit orang.
B.     Rekonstruksi Kedua
Rekonstruksi berikutnya adalah pembedahan mengenai visi, misi, dan tujuan organisasi. Implementasi pembedahan visi misi berdasarkan AD/ART yang menjadi landasan dasar organisasi berdiri, yang selanjutnya diwujudkan dalam beberapa program kerja.
Hal yang perlu kita perhatikan dalam pembedahan visi misi adalah arah gerak organisasi, cara bergerak, dan hasil yang ingin diraih. Visi misi merupakan cerminan AD/ART, seperti yang tercantum dalam pasal 7 dan 8 yang berbunyi : # (AD/ART pasal 7 dan 8). Hasil analisis dapat dilihat dari hubungan antara pasal AD/ART tersebut dengan makna visi misi. Setelah dihubungkan, deskripsikan kesimpulan dari hubungan tersebut maka akan kita dapatkan sebuah hasil analisis.
Selanjutnya, pembuatan program kerja keagamaan berdasarkan visi misi dan AD/ART.  Mempertimbangkan kemajuan zaman, filterisasi program kerja rohis organisasi lain dapat digunakan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Referensi mengenai program kerja dapat dilihat di (Laman INI), dengan divisi yang berbeda nama, tapi sama fungsinya. Anda dapat mencocokannya dengan program kerja organisasi rohis Anda. Setelah ditentukan dan di filter, segmentasi pasar hendaknya dilakukan dengan meminta saran beberapa warga sekolah dengan kegiatan yang telah direncanakan, contohnya (KLIk Video).

Saran responden sangatlah diperlukan demi mensukseskan kegiatan yang hendak dilakukan, karena responden adalah sasaran utama setiap kegiatan. 
Dalam membuat dan menentukan program kerja, kebijakan sekolah sangat berpengaruh besar, karena dukungan utama adalah sekolah. Saran-saran dari kepala sekolah dan Pembina organisasi menjadi tolak ukur kegiatan yang direncanakan, apakah kegiatan ini efektif atau tidak untuk dilakukan.
Tak lupa pula, pengemasan program kerja tak kalah penting dilakukan untuk menarik minat warga sekolah untuk mengikutinya. Gambaran sistematisnya akan dijelaskan dalam artikel terkait. Pengemasan program kerja mencakup semua sistem acara berjalan. Ribuan metode dapat Anda cari melalui internet, namun kreakifitas Anda sendiri akan lebih baik dalam pengemasan suatu acara.

Artikel terkait sambungan pertama : Rekonstruksi Organisasi Rohis Firman